K O R A N    D E M A K

BERANI BICARA MENGUNGKAP FAKTA

Sabtu, 08 Agustus 2015

KORAN DEMAK. Suluk Sufi Mencari Angin Bersarang



JIWA yang tenang yang terpanggil dan terpilih, mencapai kedudukan Insan Kamil atau Paripurna. Tak lagi mengalami takut dan sedih."
Cukup dengan mengendalikan dan mengatur nafas saja, seorang Manusia dapat menjalani Suluk Sufi dan mencapai Kesejatian Hidup. "Disebut nama selain Allah, hati orang beriman tidak bergetar. Flat, datar, mati. Yg menggetarkan/menghidupkan adalah "Hu-Allah".
Getaran Dzikir Nafas "Hu-Allah" ini sampai ke Hati. Dicirikan dalam Qur'an,"Disebut nama Allah, orang beriman bergetar hatinya. Napas, Anpas, Tanapas, Nupus.
Ambil nafas dari hidung kiri, tahan di paru kiri, salurkan paru kanan, buang dari hidung kanan."Tarik "hu", embus "Allah", dalam Dzikir Nafas atau Napas-Nupus ini dilakoni 24 jam sepanjang masa selama hidup seorang Sufi. "Aqimis-shalaata li dz-dzikr. Dirikanlah Shalat untuk Dzikr. Eling lan waspada. Dzikir Nafas adalah tarik "Hu", embus "Allah".
Dalam Napas, Nupus ini, Kanjeng Sunan Kalijaga mengajarkan Shalat Dhaim atau shalat terus-menerus. Caranya, dengan Dzikir Nafas. "Menahan nafas disebut Megeng. Yang khas Sunan Kalijaga, menahan nafas ini dilakukan tanpa ambil nafas terlebih dulu. Langsung megeng." Megeng adalah dengan menutup dua lubang hidup tanpa media. Seketika berhenti bernafas. Lidah menempel cethak/langit-langit."
Pada Nafas tenang, tidak terjadi kepanikan, ketakutan, kegelisahan, kekhawatiran, pun tidak kesedihan. Nafas tenang, Jiwa tenang. "Di manakah angin bersarang? Di Nafas yang tenang. Suluk menaklukkan Muthmainnah adalah dengan mengatur nafas setenang-tenangnya.
"Suluk menaklukkan Muthmainnah adalah Suluk Kanjeng Sunan Kalijaga," Golekono susuhing angin. Carilah di mana angin bersarang....

0 komentar:

Posting Komentar

Bersama Membangun Demak